Aku ingin bertemu Guru penyelamat


Semakin hari ada saja pikiran aneh berseliweran di otakku. Perubahan-perubahanlah yang menjadikan aku seperti ini. Aku mau ngobrolin tentang masa depan. Ngomong-ngomong dewasa ini aku kerap di beri pemahaman tentang berjuang. Kalian tau nggak sih, aku lagi memperjuangkan apa? Cinta? Ya enggak lah, udah gak jaman memperjuangkan cinta. Tapi tunggu dulu, cinta ke siapa dulu neh, kalau cinta kepada Allah dan Utusan-Nya itu baru bener.

Di zaman yang serba modern ini, manusia bisa mendapatkan apa saja yang dibutuhkan dengan cepat dan mudah. Perkembangan sains dan teknologi telah membawa kultur baru dalam kehidupan. Namun kita telah melupakan satu hal, yakni bagaimana cara beragama yang benar. Mengapa kita dibuat kultus oleh pendahulu kita? Apakah mereka benar? Apa ini hanya prasangkaku saja? Lalu jika sains dan teknologi berkembang, apakah agama juga seharusnya mengalami perkembangan?


Bukankah seharusnya sains dan teknologi berawal dari implementasi beragama? Aduh, rasanya pikiranku sudah tak tahan lagi memikirkan hal ini. Aku harus mencari Guru penuntun supaya aktifitas beragamaku selama ini tidak kultus atau ikut-ikutan nenek moyang. Aku ingin meniatkan semua aktifitasku mulai dari kuliah, kegiatan sosial, memelihara lingkungan dan sebagainya dalam rangka berjuang. Tapi aku tidak tahu apakah yang aku perjuangkan ini sudah sesuai dengan kehendak Tuhan. “Berjuang tanpa aksi adalah ragu!” Begitu ungkap Bapak Kyai Tanjung. Berarti sebelum saya berjuang, saya harus mencari tau (bukan menunggu) siapakah Guru yang dapat menunjukkan inti dari kehidupan ini. Kelak jika saya sudah dipertemukan dengan Beliau, pasti tak akan bias lagi apa yang seharusnya saya perjuangkan.

2 comments:

  1. Harus mencari yg "membawa"... jangan menunggu.. wa'lamuu anna fiikum Rasuulan, setiap zaman ada di tengah2 umat manusia...! Jangan lupa dengan ayat tsb..!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, ini ni mas, jawaban yang saya tunggu-tunggu

      Delete